Saturday, September 10, 2011

Refleksi Jenesys 2010 part 3

Bismilah. Alhamdulillah bisa ngelanjutin. Oh iya, mengingatkan saja. Ini bukan refleksi program secara keseluruhan, melainkan hanyalah apa yang aku rasakan di sana yang sekiranya bisa memotivasi diri kita untuk mengambil nilai positif dari mereka.
Setelah disiplin dan apresiatif, poin kali ini The Last but not Least is kepedulian. Ya, mereka begitu peduli. Peduli kepada diri mereka sendiri, anak cucu mereka dengan cara yang super, peduli kepada lingkungan. Ini adalah hasil kesimpulanku sendiri. merka tak pernah bilang demikian. Dari yang aku amati, di Jepang, dia sangat terkenal. Wuaaa #Koaranomachi #abaikan. Di Jepang, mereka benar2 sadar untuk tidak menggunakan kantong plastik untuk belanja. Mereka membawa tas sendiri dari rumah untuk belanja ketimbang memakai tas kresek yang toko sediakan, karena mereka tahu plastik sulit diuraikan oleh tanah.
Bagaimana dengan Indonesia? Kalo pengamatanku ke tetangga2 sih, masih parah. Banyak yang masih pake kresek. Ampuun! Bukan maksudnya ngomongin keburukan kalian. Tapi, dari pada aku bilang Indonesia, malaah bisa dianggep fitnah. kan gak semuanya gitu. Oh iya, ntar malem halal bihalal. Minta maaf sekalian, habis ngrasani kalian di blog, hehe.
Lanjut. Itu baru salah satu contoh yang aku amati. Yang lainnya, apa ya? Oh iya, kecenderungan untuk memakai sepeda dan transportasi umum untuk kemana saja. Ada satu yang bikin aku salut, terutama keluargaku di sana. prinsip mereka, "Kami tidak akan pergi menggunakan mobil pribadi kecuali mobil ini penuh oleh anggota keluarga kami." Subhanallah! Mereka benar2 berpikir maju ke depan, tidak egois. Bapak bilang, "Jika semua orang berpikir begini, maka polusi udara dapat diminimalisir seefektif mungkin." Dan itu benar2 demikian. Jika saja mereka egois untuk kepentingan uang dan waktu mereka, pasti setiap orang Jepang mungkin seperti orang-orang Indonesia yang contohnya dulu adalah aku. Sekarang agak berubah, hehe. "Ngapain naik angkot yang bakal keluar duit lebih banyak dan butuh lebih banyak waktu kalo bisa naik motor?"
Itulah egoisnya aku dulu. Gak mikirin persediaan minyak dunia dan dalam negeri, polusi udara, dan kemacetan. penting cepet dan murah. Alangkah indahnya negeri ini jika setiap orang2 Indonesia bisa berpikir seperti orang2 Jepang yang maju ke depan, peduli dan tidak egois. Minimal, aku harap temen2 dan keluargaku deh, gak dikit2 naik motor atau mobil ke mall, pasar atau tmpat lain. Jika jawaban kalian adalah waktu, maka aku jawab balik dengan budaya!
Tidak sepenuhnya kita harus menyalahkan diri sendiri atas keegoisan diri kita. pemerintah harusnya juga mendukung dengan setidaknya memberi transportasi umum yang layak dan tepat waktu bagi khalayak umum. Tapi, kapan kita maju kalo nunggu pemerintah? ayo mulai dari diri sendiri. Caranya? Kembali ke budaya.
Kebiasaan. Ya, jika kita bisa membiasakan diri dan bangun lebih awal, maka menggunakan public transport bukanlah suatu masalah. Jangan kira hal kecil yang kita lakukan ini  gak ada pengaruhnya untuk negeri ini. Berkontribusilah untuk negeri ini walau sekecil apapun dan namamu bahkan tak dikenang orang sebagai orang yang pernah berkontribusi.
Bagaimana dengan diriku sendiri? Sudah mampukah diri ini peduli kepada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan? hmm
kalo kamu?