Thursday, February 03, 2011

Cerita Sosial Care (telat, :D)

Assalamu 'alaykum sobat blogger! Akhirnya balik bisa nge-pos lagi. Tapi sebenarnya bukan karyaku sih. Ini karya temenku Andhika Tatag. Kebetulan malam ini aku ngerjain laporan sosialcare yang uda aku n temen-temen sekelompok yang terdiri dari aku, anin, aji, amal, tatag, annisa (caca), azan, dan yopi laksanain akhie desember tahun lalu tepat sepulangku dari Negeri Sakura. *hesyeh malah ngguayaa. Aku bagi tugas bikin laporannya, aku finishingnya, sementara diary nya dibikin Tatag.
Oh ya, sebelumnya, sosial care adalah kegiatan siswa-siswi SMA N 3 Semarang yang peduli ama lingkungan sosial di kota Semarang. Bentuk kepeduliaannya itu berupa pengabdian di panti-panti yang udah ditunjuk oleh sekolah. Panti yang dijadikan tempat cari nilai, eh kerja, eh sosial care diantaranya panti asuhan, panti jompo, dan yang paling ekstrem yaitu panti karya yang isinya orang-orang psikotik, gelandangan, cacat mental dsb yang tinggal di satu tempat. Entah sial atau sebuah keberuntungan, kelompok kami dapet jackpot! Ya, Panti Karya Margo Widodo yang terletak di Jalan Tugu, km 9 Semarang. Suraaaam! Dari cerita kelompok lain yang pada kloter sebelumnya disana, memang suraam. Setiap pagi mandiin orang-orang gila, bersihin kandangnya, pokoknya ekstrem dah. -__-
Lebih lengkapnya, ini dia diary sosial care kami selama 4 hari dengan sudut pandang Tatag sebagai orang ketiga serbatahu
(*bahas B.Indonesia sekaliyan malah) zzz. Oh ya, udah aku edit dikit, soalnya beberapa agak vulgar, gila dan blak2an :D. Sorry ya tag?
Pada hari pertama sosial care, di pagi hari ketika  rasa kantuk masih menyelimuti diri, saya dan teman teman bergegas menuju panti karya persinggahan yang ada di ujung barat dari rumah saya. Pukul 6.00 saya berangkat dari rumah, tidak tau rasa kasihan apa emang sengaja ga dikasihani, sebab rumah saya terletak sangat jauh dari panti tersebut. Dengan naik kendaraan saya menuju ke panti. Sampai di sana ternyata hanya ada 5 orang saja yaitu saya sendiri, Yopi, Amal, Annisa, dan Aishah. Sementara Alif dan Azan datang terlambat, sementara Aji absen karena sakit. Saya mengira bahwa ada apel pagi namun ternyata tidak ada dan kegiatanpun dimulai seperti biasa. Di situ saya mulai bisa merasakan atmosfer berada di tengah kerumunan orang gila yang jumlahnya tidak hanya 10 melainkan 170 orang. Kalian bisa membayangkannya? Seusai joging para pengidap penyakit kejiwaan ini diberi semacam sebuah drum berisi air dan langsung menyerbunya. Setelah minum, para orang gila tersebut diberi obat dengan cara dipanggil nama mereka satu per satu. Setelah memberikan mereka obat, Alif datang kemudian disusul dengan Azan. Sementara Aji tidak berangkat karena kelelahan usai bermain bola. Setelah diberi obat mereka diberi bimbingan yang berupa musik. Ketika mereka diberi bimbingan musik, saya dan teman-teman cowok mencari tempat agar tidak terlihat magabu alias makan gaji buta walau padahal tidak digaji.  Setelah kiranya cukup berleha leha, kami pun kembali ke tempat di mana diadakannya bimbingan musik tersebut. Ternyata mereka sudah tidak ada di tempat, dan kami kebingungan dan segera menelepon Annisa. Ia bilang ada di aula untuk mengikuti penyuluhan dari pengurus PKK Semarang mengenai hari ibu. Saya tertawa terpingkal pingkal karena setelah dijelaskan bahwa hari ibu itu tanggal 22 Desember masih ada yang menjawab hari ibu jatuh pada tanggal 26 Desember ketika ditanyai. Pukul 10.00 mereka dipulangkan ke tempatnya masing-masing yang kita sering sebut dengan istilah ‘kandang’ karena memang keadaannya yang memprihatinkan. Setelah itu adalah jam yang kami tunggu untuk bercanda bersama teman soscare. Jam menunjukan pukul 11.00 berarti waktunya membagikan snack kepada para kelayan. Saya dan teman-teman mengira bahwa snack yang akan diberikan kepada mereka berupa kroket, nastar atau apalah, ternyata hanyalah tiwul dan pohong. Setelah selesai membagikan snack, kami sekelompok kumpul di masjid untuk melepas kepenatan. Sekitar pukul 11.30 kami diajak oleh anak SMK Negeri 8 Semarang yang memang sedang menjalani masa magang selama 4 bulan untuk memberi makan siang kepada mereka. Seusai membagikan makan siang, kami sekelompok soscare kembali bergegas menuju masjid untuk melaksanakan solat dzuhur bersama. Kurang lebih pukul 12.30 kami inisiatif untuk ijin pulang karena hari pertama merupakan hari orientasi kami, dan ternyata diperbolehkan untuk pulang. Kami menuju rumah masing masing dalam keadaan selamat.

Pada hari kedua soscare, pada hari keduaa umumnya sama seperti hari ketiga, jadi nanti saya tidak akan menjelaskan hari ketiga, ya pada hari ini dimulailah acara apel yang ditunggu tunggu tetapi saya tidak bisa mengikuti apel tersebut sebab harus menunggu si Aji, karena dia tidak tau tempat soscare karena tidak ikut dalam survey. Saya dan aji tiba kira kira pukul 08.00 dan saya langsung bergabung dengan teman teman yang sedang mengikuti kegiatan. Saya dan aji kemudian mengambil inisiatif untuk mengepel tempat tinggal para kelayan tersebut sementara si Yopi dan Alif mengerjakan tempat yang sama dan lagi lagi si Azan belum juga datang. Setelah mengepel , kami bergegas menuju bawah dan mengikuti senam pagi untuk para kelayan dan mengajari mereka senam. Setelah senam saya dan teman-teman duduk di depan masjid sembari menunggu mereka selesai minum obat. Selesai minum obat mereka diajak untuk mendengarkan musik lagi dan lagi. Oh ya, ada yang lucu dari lagu yang dimainkan untuk para kelayan, yaitu lagu Nidji yang berjudul "Ku Tak Akan Bisa." Seolah-olah lagu itu menghipnotis dan mensugesti mereka bahwa mereka tak akan bisa kembali normal. Saat mendengar lagu itu, sontak kami ngakak puas. wkwkwk *jahat. Haduh, anak SMK 8 malah jadi sinis. Entah dikira mengejek mereka atau gimana, karena tahukah kaliyan? Slogan anak SMK kan, BISA! Padahal bukan begitu maksud kami. -.- Setelah selesai mendengarkan musik ada sosialisasi mengenai agama, disini mereka diajak bersolawat dan azan juga komat. Jam menunjukan pukul 10.00 waktunya mengajak mereka kembali ke sel atau yang kami sebut  kandang. Waktunya saya dan teman teman kembali ke bawah untuk bersenda gurau. Sekiranya pukul 11.30 kami kembali ke atas untuk memberi makan siang kepada mereka. Setelah itu kembali ke bawah untuk melaksanakan solaat dzuhur, setelah solat kami mengambil bola voli untuk bermain voli di lapangan. Setelah lelah bermain, saya dan teman teman berkemas dan ijin pulang kepada petugas panti dan kami pun pulang tepat pukul 14.00.

Pada hari keempat sosial care, pada hari ini kami akan membuat acara sebagai tanda perpisahan karena hari keempat hari terakhir kami melaksanakan sosial care di tempat itu. Pada acara nanti saya dan teman-teman berencana mengadakan lomba yang berupa makan kerupuk dan suap pisang. Kembali pada rutinitas awal saya langsung naik ke atas untuk memandikan kelayan dan seusai semuanya mandi kami bergegas untuk kembali ke bawah untuk mengikuti senam setelah itu menunggu mereka untuk meminum obat dan setelah selesai kami menggiring mereka untuk menuju ke aula yang di gunakan untuk lomba. Acara lombapun dimulai, mereka sangat menikmati lomba dan acarapun selesai sekitar pukul 09.45. Pukul 10.00. setelah menggiring mereka ke tempatnya kamipun kembali lega dan merasa pekerjaan telah selesai. Kami berinisiatif untuk makan siang di luar, setelah Aji menghidupkan mesin mobilnya saya dan teman teman sekelompok langsung bergegas menuju mobil. Saya dan teman-teman menuju ke daerah Ngalian dan berhenti di super sambal tempat favorit si Yopi. Setelah selesai makan siang saya dan teman-teman langsung bergegas menuju panti lagi, dan setelah sampai di panti ternyata ada kelompok gelombang satu dari kelas 12 ipa 7 dan menbuat kelompok kami tidak senang atas kehadiranya. Tapi saya tidak tahu maksud dari kedatangan mereka. Namun tidak apalah selagi tidak mengganggu. Sekiranya pukul 11.30 kelompok kami bergegas untuk solat dan pamit ke petugas panti serta anak SMK Negeri 8 Semarang. Ini sekedar cerita dari saya, bila ada kata-kata yang kurang berkenang saya mohon maaf. (Andhika Tatag Prahara)
Yah, itulah ceritanya. Mau bukti nyata kami memandikan orang gila? Ini dia 

No comments:

Post a Comment