Friday, August 06, 2010

Batas Antara Haram dan Nggapleki

Hari ini aku nemuin masalah yang sebenarnya tak rumit tapi dilematis, *hesyeh. Sore ini, seusai sesi pertama kursus di salah satu lembaga bimbel di Semarang, aku n temen2 Limousin yang kebetulan atau direncanakan sekelas di tempat kursus (pye tho ki?) salat di mushola milik Mall di dekat tempat aku n temen2 kursus. (weleh, padahal cuman mau bilang les di GO, trus solat di DP Mall aja sulit, karena saya rasa sensor itu penting).
Seusai salat, datang rekan satu sekolah dan tempat kursus kami. Mereka adalah Ridho dan Faishal. Jam menunjukkan bahwa masih ada 10 menit sisa waktu istirahat antara sesi pertama dan kedua. Saat aku, Gunung dan Alvin sedang bersiap mengenakan sepatu dan siap kembali ke kelas, mereka menawarkan gratisan. Free Goceng Mbah Jenggot (K*C).Kami bertiga sontak menerima dengan suka hati tanpa pikir panjang.
Namun tiba-tiba Ridho mengingatkan, "Awas haram!" Aku tanya, "Maksude pye? Haram tenan? Nek haram males aku!" Faishal menjawab, "Ora-ora! Halal tenan!" Kami kemudian dengan yakin terima penawaran setelah tadi sempat ragu. Sambil berjalan menuju mbah jenggot, Faishal jelaskan pada kami tentang cara mendapat paket goceng gratis itu. Kami diberi sms dari hape Faishal dan meminta kami menyimpan sms itu sebagai draft sehingga nomor pengirim sms (nomor hape Faishal) tak muncul. Isi sms nya seperti ini :

Dptkn menu baru KFC, RAME(Ramadhan Meriah) Menu lengkap isi.Harga mulai Rp 18.000an. Buruan ke KFC. Tkr sms ini dengan Shooter.max10/08/10.CS:08071677777.Rp2000

Setelah aku baca sms nya, aku pikir lagi. Gini nipu kan? Haram gag ya? Aku tanya ridho, jawabnya, "Ora, halal! Mung carane Ngguapleki."
Duh, kini dilema kembali muncul, begitu pula di pikiran Gunung dan Alvin. Mereka juga kembali ragu untuk menggunakan kesempatan kali itu. Pikirku, kalo memang ini Halal namun tidak Thoyyiban karena tidak diperoleh dengan cara yang benar-benar benar. Harusnya yang bisa nuker paket gratisan kan yang nge-reg.
Tapi entahlah, akhirnya sekarang makanan udah masuk ke perut. Wallahu alam. Semoga baik2 saja *ngarep. Begitu sampai di TKP, Faishal langsung bilang ke pelayan "Mbak, ambil 5 paket Goceng." Faishal sontak meminta hape kami untuk ditunjukkan sms yang beberapa menit lalu dia kirim ke hape kami kepada pelayan Mbah Jenggot. Gunung dan Alvin ragu, kemudian mereka menolak. Hapeku terlanjur sampai ke pelayan, dibaca smsnya, dan diterima. Harus pesen, g mungkin dibatalin. Sambil menunggu pesanan, aku menuju kursi tempat Alvin dan Gunung menunngu, sementara Ridho dan Faishal tetap berdiri di antrian.
"Ngapa Nung, Vin, ra sida?" tanyaku. "Hawane haram ok, nipu. Sakke pelayane nek kon tanggung jawab, berarti kudu ngganti Rp25.000,00 saka gajine." jawab Gunung dan Alvin. Hatiku berkata , "Wah, ternyata anak konyol seperti dia punya hati juga." wkwkwk
Tak lama pesanan datang. Brownies Sundae. Aku masih ragu untuk menyantapnya. Ridho berkata, "Wes, lhek ndang pangan! G po, biasane aku karo kanca2ku yo golek gratisan ngene ki!" zzz -_-
Ya sudahlah daripada mubadzir. Alvin dan Gunung awalnya aku tawarin g mau, tapi akhir2e yo mau. Pye tho cah ki? Jare haram, tapi kok yo gelem.



Aku bener2 bingung sekarang. Di manakah batas antara Haram dan Ngguapleki. Ada yang tahu?

5 comments:

  1. haram lif.. korupsi.. :)
    tapi pas udah dibeli, kalo ga dimakan mubazir..
    emang kayanya banyak hal yg di abu-abu kan sekarang. ga hitam ga putih -__-

    ReplyDelete
  2. ya nih, kaya masa2 sma
    masa abu2, masih buram semua (*lho, malah keluar dari pembicaraan)

    udah terlanjur masuk perut nih, skrg cuman bisa istighfar
    T.T

    ReplyDelete
  3. haha, kocak :D

    **patut ditiru tuh**
    eh ojo deng.
    :P

    ReplyDelete
  4. hmm, boleh ditiru
    tinggal co-pas tu pesen di postinganku ke hpmu
    wkwkwk

    tapi mnurutku, jangan!
    :)

    ReplyDelete